Bismillah....
NAYRA dan DUNIA AJAIB MARCHINE LEARNING (ML)
Setelah belajar membuat gambar ajaib, Nayra semakin penasaran dengan teknologi AI (Artificial Intelligence) ini, dan sepulang sekolah Nayra kembali ke rumah Ibu Etricha.
Saat itu, Ibu Etricha sedang di taman, di depan rumahnya. Nayra meminta Ibu Etricha untuk menjelaskan sesuatu yang di dengar dari Eriska - Marchine Learning.
"Marchine Learning? Hmm.... Menarik sekali," seru Ibu Etricha. Sorot matanya berbinar. "Mari kita duduk. Nay. Sambil kita melihat burung-burung di taman, ibu akan ceritakan tentang Marchine Learning."
Nayra menurut duduk di teras dengan antusias, ibu Etricha pun memulai ceritanya.
"Bayangkan, Nay," kata ibu Etricha. "Marchine Learning itu seperti gurunya burung-burung ini. Semakin lama burung-burung mengamati kita, memberi makan di taman, semakin mereka kebiasaan kita. Lain kali, ketika mereka melihat kita keluar dengan membawa remah roti, mereka akan segera mendekati."
Nayra mengenyutkan kening, "Jadi, Marchine Learning itu membuat mesin pintar seperti burung?"
Ibu Etdicha tersenyum, "Tepat sekali! Marchine Learning melatih mesin untuk belajar dari data , seperti halnya burung belajar dari pengalaman. Mesin diberi data dalam jumlah yang besar, lalu ia mencari pola dan kebiasaan dari data tersebut. Dengan begitu, lama-lama mesin bisa membuat keputusan atau prediksi sendiri."
"Wah, keren!" Seru Nayra, matanya berbinar. "Contohnya apa, Bu?"
"Contohnya banyak, Nay," jelas ibu Etricha. "Mesin rekomendasi di aplikasi Tik Tok, misalnya. Semakin sering kamu melihat video tentang teknologi, maka mesin akan merekomendasikan video tentang teknologi lainnya, mungkin kamu suka."
"Ooo, jadi itu Marchine Learning?"
"Betul," kata ibu Etricha. "Mesin pemutar musik juga bisa menggunakan Marchine Learning. Ia memperhatikan lagu apa saja yang kamu dengarkan, lalu metekomendasikan lagu yang lain, yang mirip."
Nayra mengangguk mengerti, "Lalu bagaimana cara kerjanya Marchine Learning yang sebenarnya, Bu?"
Ibu Etricha tertawa, " Ini pertanyaan yang lebih rumit. Tapi, Ibu bisa gambarkan seperti ini. Bayangkan, mesin itu permen karet yang dibentuk menjadi berbagai macam bentuk. Semakin banyak data yang diberikan, bentuk permen karet itu akan menyesuaikan diri. Lama-lama permen karet itu bisa menjadi ahli dalam mempraktekan hal-hal tertentu."
Nayra terdiam sejenak, mencerna penjelasan Ibu Etricha. "Jadi, Marchine Learning itu seperti permen karet pintar?"
"Bisa dibilang begitu, " sahut ibu etricha. "Marchine Learning adalah ilmu yang menarik, Nay. Ia membuat mesin semakin pintar dan bisa membantu kita dalam banyak hal."
Senjapun tiba, langit berwarna jingga kemerahan, burung-burung mulai kembali ke sarangnya. Nayra pun beranjak pulang dengan kepala penuh dengan dunia ajaib Marchine Learning. Ia berikrar untuk belajar lebih banyak tentang ilmu yang luar biasa ini.
"Terima kasih, ibu etricha," kata Nayra sambil tersenyum. "Aku jadi mengerti tentang Marchine Learning."
Ibu Etricha tersenyum hangat. "Sama-sama, Nayra. Mesin boleh pintar dengan Marchine learning, tapi rasa ingin tahu dan semangatmu jauh lebih hebat!"
#Maaf-maaf sedang belajar menulis, maaf
Bismillah....
MONOLOGUE, EPILOGUE, DIALOGUE or PROLOGUE
*Monologue adalah state dimana seseorang bicara sendiri, cirinya seperti bukan ditunjukan untuk siapa-siapa.
Epilogue adalah state dimana seseorang atau beberapa orang membuat suatu kesimpulan.
Dialogue adalah ketika dua orang atau lebih saling bertukar kata mengenai sesuatu.
Prologue adalah ketika seseorang mulai membuka suatu pembicaraan sebagai pendahuluan.
Ssssssst.... Saus eman-eman di media sosial tttttermasuk Monologue, Epilogue, Dialogue atau Prologue.
Bismillah....
APA ITU AI?
AI adalah singkatan dari Artificial Intelligence, yang berarti kecerdasan buatan.
AI adalah ilmu komputer yang membuat mesin dapat berpikir dan bertindak seperti manusia.
Mesin-mesin ini dapat belajar menyelesaikan masalah, membuat keputusan, bahkan berinteraksi dengan manusia dengan cara yang Alami.
Bagaimana Cara Kerjanya?
AI bekerja dengan menggunakan Algoritma, yaitu serangkaian instruksi yang memberi tahu mesin, apa yang harus dilakukan.
Algoritma ini dilatih dengan menggunakan data yang sangat banyak, seperti gambar, suara, teks, semakin banyak data yang dipelajari semakin pintar mesin tersebut dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
#Cerita anak-anak
#Maaf-maaf sedang belajar menulis, maaf
AI vs OTAK MANUSIA
QS AT-TIN Ayat 4-5, "Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami menghinakannya ke tempat yang serendah-rendahnya, kecuali orang-orang yang beriman dan melakukan amal soleh; karena bagi mereka balasan yang sebaik-baiknya."
Ayat ini menunjukan bahwa manusia diciptakan dengan potensi yang luar biasa untuk belajar berkembang, AI Artificial Intelligence dapat menjadi alat untuk membantu manusia mencapai potensi penuh mereka dan berkonstibusi pada kebaikan.
#Punten-punten nuju belajar menulis, maaf
Bismillah....
NAYRA dan RAHASIA GAMBAR AJAIB
Setelah belajar mengenal Bing Image, pulang sekolah ia kembali mendatangi rumah Ibu Etricha dengan membawa pertanyaan baru.
"Ibu, setelah menjelajahi aplikasi Bing Image yang kemarin Ibu ajarkan, aku sudah bikin gambar yang banyak. Tapi, aku penasaran, bagaimana aplikasi itu bisa membuat gambar-gambar yang indah?"
Ibu Etricha tersenyum. "Itulah yang disebut dengan Al Image Generator, Nay. Al adalah singkatan dari Artificial Intelligence, dan Image Generator berarti pembuat gambar."
"AI Image Generator?" Nayra mengulang kata-katanya dengan penuh keterkejutan. "Bagaimana cara kerjanya?"
Ibu Etricha mulai menjelaskan kepada Nayra tentang cara kerja AI Image Generator, dia menggunakan algoritma yang canggih untuk mempelajari dan memahami gambar. Algoritma ini dilatih dengan data yang sangat banyak, seperti foto, lukisan, gambar, dan lainnya.
"Semakin banyak data yang dipelajari, semakin pintar AI dalam membuat gambar yang baru dan menarik," kata Ibu Etricha.
Nayra mendengarkan dengan penuh perhatian. Dia tidak percaya bahwa teknologi AI bisa melakukan hal-hal yang luar biasa.
"Jadi, AI Image generator ada di banyak aplikasi ya, Ibu?"
"Benar sekali, Nay," jawab Ibu Etricha. "AI Image generator bisa ditemui diberbagai aplikasi atau fitur. Jadi, tidak hanya Bing Image yang bisa membuat gambar seperti kemarin, saat ini sudah banyak aplikasi atau fitur yang menyediakan AI Image generator."
Nayra terdiam sejenak, memikirkan semua info yang baru saja ia pelajari. Ia merasa kagum dengan kecerdasan AI dan ingin mempelajari lebih banyak tentangnya.
"Ibu, bolehkah aku belajar lebih banyak tentang AI?" Tanya Nayra dengan penuh semangat.
Ibu Etricha tersenyum lebar. "Tentu saja, Nay. Ibu senang kamu ingin belajar tentang AI. Ada banyak buku, artikel, dan video online yang bisa kamu pelajari. Kita juga bisa belajar bersama-sama.
Nayra dan Ibu Etricha pun menghabiskan waktu sampai sore untuk mempelajari lebih banyak tentang AI. Nayra merasa senang dan antusias dengan semua pengetahuan baru yang Ia dapat dan tak sabar untuk menjelajahi dunia AI yang penuh dengan keajaiban dan kemungkinan.
#Cerita anak-anak
#Maaf-maaf sedang belajar menulis, maaf
Bismillah....
NAYRA dan KEAJAIBAN BING IMAGE
Suatu hari, Nayra dengan mata berbinar-binar lewat di depan rumah Ibu Etricha.
Ibu Etricha yang sedang duduk di teras memanggilnya.
"Nayra mau kemana?" Tanya Ibu Etricha penasaran.
"Nayra sedang bosan, Bu," keluh Nayra. "Bosan karena mainan Nayra belum ada yang baru, jadi ingin mencari teman."
"Nay, bagaimana kalau kita coba sesuatu yang baru?"
Nayra langsung bersemangat. "Emangnya apa, Bu?"
Ibu Etricha mengeluarkan ponselnya. "Hari ini, Ibu mau mengenalkan Nayra ke sesuatu yang ajaib!" Katanya sambil membuka Geogle dan mencari aplikasi "Namanya Bing Image."
"Nayra mengenyitkan dahi, "Bing Image? Apa itu bisa di makan, Bu?"
Ibu Etricha tertawa, "Bukan. Bing Image itu alat untuk membuat gambar!"
Mata Nayra melebar, "Membuat gambar? Kayak Eriska yang menggambar pakai crayon?"
"Iya, tapi ini menggunakan bantuan teknologi," jelas Ibu Etficha. "Kita kasih tahu Bing Image apa yang mau kita gambar, lalu dia akan membuatnya jadi gambar sungguhan."
Nayra takjub, "Wah, seru! Nayra mau coba, Bu?"
Ibu Etricha pun duduk bersama Nayra,"Coba bayangkan, Nayra mau gambar apa?"
Nayra memejamkan mata sejenak. "Hmm.... Nayra mau gambar kuda poni terbang di atas pelangi."
Ibu Etricha mengetikan kata-kata itu di Bing Image. "Nay, Ibu sudah mengetik kata-katanya sekarang Nayra klik 'Buat'."
Nayra menekan tombol tersebut dengan penuh semangat. Tak lama kemudian, muncul gambar di layar ponsel Ibu Etricha.
Di sana, seekor kuda poni berwarna pink yang cantik sedang terbang melintasi pelangi berwarna-warni.
Nayra ternganga takjub, "Bu, ini gambar Nayra?"
"Iya, ini gambar yang Nayra bayangkan tadi. Keren, kan?"
Nayra mengangguk antusias, "Keren banget, Bu! Ini seperti mimpi."
Mereka pun asyik bermain Bing Image sampai sore. Nayra pun membuat banyak gambar pohon bambu kesukaanya.
Menjelang sore, Ibu Etricha dan Nayra melihat-lihat kembali karya mereka.
"Bu, gambar-gambar ini bagus semua," kata Nayra. "Nayra ingin memajangnya di kamar?"
"Tentu saha," jawab Ibu Etricha. "Nayra bisa mencetaknya menjadi bingkai foto."
"Terima kasih, Bu, buat hari ini yang menyenangkan."
"Sama-sama, Nay, di dunia ini penuh dengan keajaiban, dan teknologi bisa membuat imajinasi kita menjadi kenyataan."
Nayra memandangi gambar-gambar itu dengan penuh kebanggaan. Ia tak sabar untuk bercerita kepada teman-temannya tentang pengalamannya bersama Bing Image dan keajaiban teknologi yang membuka dunia imajinasinya.
#Cerita anak-anak
#Maaf-maaf sedang balajar menulis, maaf
Bismillah....
NOBITA VS DORAEMON
Teman-teman, banyak orang berpendapat, kalau Nobita dan Doraemon adalah dua sosok yang berbeda.
Kalau menurut Bapak Guru Kakak, mereka itu satu kesatuan. Doraemon adalah avatar atau makhluk entitas lain yang diciptakan Nobita untuk membantunya.
Orang-orang zaman dulu, mereka menciptakan avatar atau makhluk entitas lainnya dengan menggunakan kekuatan mistik. Seperti menggunakan kekuatan sedulur papat kelima pancer.
Penyuka mistik modern pun mereka menciptakan avatar dengan cara yang berbeda, seperti menggunakan kekuatan PBS, dan lain sebagainya.
Teman-teman, Ibu Etricha memutuskan, bahwa tema Mandalangit Cernak ke depan adalah AI yang kependekan dari Artificial Intelligence, kecerdasan buatan. Kita akan sama-sama belajar tentang AI yang sedang populer dan banyak dibicarakan orang-orang.
Ibu Etricha memilih avatarnya yang umum, bukan menggunakan mistis lama atau mistik modern. Tapi belajar mengikuti teknologi yang sedang berkembang saat ini.
Teman-teman, hanya ini yang bisa kakak sampaikan tentang pembuka tema Mandalangit ke depan. Kalau ada yang ingin ditanyakan, teman-teman bisa menanyakan langsung kepada Ibu Etricha di sesi ngobrol-ngobrol atau tanya jawab. Salam.
Terima kasih Kak Putri atas presentasinya, silahkan kalau ada yang ingin ditanyakan terkait tema Mandalangit kedepannya.
"Ibu, apakah AI ini sama seperti makhluk entitas lain?" Tanya Naomi.
"Mohon maaf ya, Naomi, pertanyaan itu belum memiliki jawaban yang pasti."
"Maksudnya, Ibu?"
"Ini masih menjadi perdebatan para ahli teknologi. Beberapa pendapat mengatakan, bahwa AI ini mirip makhluk hidup, karena Ai Ini bisa belajar, beradaptasi, membuat keputusan sendiri, dan lain sebagainya.
Pendapat lain mengatakan, Ai bukan makhluk hidup."
"Berarti, nanti kami memiliki teman robot untuk membantu ya, Ibu?" Tanyaku.
"Nanti kita meminta Kak putri untuk menjelaskannya secara detail, sekarang baru pembukanya, Nay."
"Ibu, Ai bisa bantuin apa saja?" Tanya Eriska.
"Belajar Ai dimasa saat ini banyak sekali manfaatnya, karena Ai saat ini sudah digunakan disegala aspek, Insya Allah, nanti kita akan belajar bersama."
#Cerita anak-anak
#Maaf-maaf sedang belajar menulis, untuk mengingatkan diri sendiri, maaf.
Bismillah....
WELCOME TO THE ERA OF AI
Nayra dengan mata berbinar-binar penuh rasa ingin tahu mendatangi rumah Ibu Etricha, guru senamnya. Ibu Etricha yang sedang menyiram tanaman-tanaman hiasnya mengajak Nayra duduk diteras.
"Ibu, banyak saudaraku dari kota yang pulang kampung untuk merayakan Hari Raya di sini dan meraka banyak yang cerita tentang AI. Katanya AI itu pintar sekali, bisa menggambar, dan bahkan ngobrol kayak kita!" Seru Nayra.
Ibu Etricha tersenyum, "Wah, menarik sekali ceritanya. Memang benar, Nay. AI itu kependekan dari Artificial Intelligence, atau kecerdasan buatan, AI memang pintar , dan dia bisa diajari banyak hal."
Nayra mengerutkan kening, "Kecerdasan buatan? Memangnya ada yang buat ya, Bu?"
Ibu Etricha chuckling, "Betul. AI dibuat oleh para ilmuwan komputer. Mereka membuat program komputer yang canggih, sehingga komputer bisa belajar dan mengerjakan sesuatu seperti manusia. "
"Kayak robot di film yang bisa jalan sendiri?" Tanya Nayra dengan mata berbinar.
"Bisa jadi," jawab Ibu Etricha. "Ada robot yang dikendalikan AI, sehingga mereka bisa bergerak dan mengambil keputusan sendiri."
"Kalau gitu, AI ada dimana aja, Ibu?"
"Ai ada di banyak tempat," jelas Ibu Etricha. "Di Handphone yang kamu pakai main game, ada AI yang membuat game semakin seru. Bahkan, saat kita selfi atau menggunakan kamera handphone, ada AI yang berperan di situ."
"Wow! AI ada dimana-mana ya, Ibu?"
"Iya, Nay, Ai diciptakan untuk membantu manusia. Watsapp juga bisa terhubung dengan Ai, sehingga kamu seperti memiliki teman robot yang bisa membantu, bisa minta pendapat, bisa minta dibikinin gambar, dan video, bisa bertanya apa saja, bisa minta dibikin lagu, menemani belajar dan lain sebagainya."
Nayra mengangguk antusias, "Wah, AI keren banget ya, bu? Aku ingin belajar lebih banyak tentang AI."
Ibu Etricha mengusap rambut Nayra, "Iya, Nayra, kita bisa belajar bersama. Sekarang gimana kalau kita buka internet dan cari tahu tentang AI?"
Nayra bersuara gembira, "yeay! Ayo, Bu."
Sore itu, Nayra dan Ibu Etricha asik menjelajah dunia internet. Mereka bertualang di website-website yang penuh warna dan gambar. Belajar tentang berbagai macam AI yang ada di kehidupan sehari-hari. Nayra pun semakin meyakini, bahwa AI bukanlah sesuatu yang menakutkan, melainkan teman pintar yang bisa membuat hidup menjadi lebih mudah.
#Cerita anak-anak
#Maaf-maaf sedang belajar menulis, maaf
WARGANET UNTUK INDONESIA
#JLD_UntukIndonesia
Nayra adalah seorang anak yang berusia 11 tahun. Ia tinggal di sebuah desa yang damai di kota Citebon. Narya adalah anak yang cerdas dan ingin mengetahui tentang berbagai hal-hal baru.
Suatu hari, Nayra berbincang dengan ayahnya tentang Indonesia, "Ayah apa yang harus aku lakukan untuk belajar mencintai Indonesia?"
Ayahnya tersenyum dan menjawab, " Sering-seringlah berbagi informasi atau konten positif tentang Indonesia di sosial media."
Nayra penasaran, "Apa pentingnya berbagi informasi positif tentang Negara?"
"Nayra, dengan berbagi informasi positif tentang negara, kita bisa memperkenalkan keindahan dan kekayaan budaya Indonesia. Itu juga sebagai bentuk konstribusi kita untuk membangun citra positif tentang negara kita."
"Lalu, bagaimana caranya, Ayah?"
"Kamu bisa membagikan informasi tentang prestasi-prestasi atlet, inovasi-inovasi anak bangsa, atau keindahan alam Indonesia."
"Wah, bagus sekali. Aku bisa berbagi tentang sejarah, Ayah."
"Selain itu, Nayra juga bisa membagikan kegiatan sosial yang dilakukan oleh masyarakat atau pemerintah. Membagikan itu akan memperkuat citra positif negara kita."
"Aku juga bisa membagikan tentang kesenian, Ayah."
"Ya, semua itu adalah bentuk konstribusi kita untuk membangun citra positif tentang negara kita di dunia maya."
"Terima kasih, Ayah, sekarang aku mengerti betapa pentingnya berbagi informasi positif tentang negara kita. Kita bisa membantu memperbaiki citra negara kita di mata dunia," ucap Nayra.
Sang Ayah merasa bangga dan memeluk Nayra, "Itu bisa dimulai dengan membagikan informasi positif yang ada di sekitar kita, atau di desa kita terlebih dahulu, Nay."
#Cernak
Bismillah....
HALIMPU 5.0: MENCINTAI DESA DI ZAMAN NOW (07)
Nayra dan Ibu Etricha: Belajar Cinta Desa Halimpu Lewat Like
Suatu sore di rumah Ibu Etricha, Nayra sedang asyik memegang ponselnya. Di sebelahnya, Ibu Etricha duduk dengan tenang, memandangi layar ponsel yang sama. Mereka berdua sedang membuka media sosial, melihat status dan foto-foto tentang Desa Halimpu.
"Nayra, lihat ini," kata Ibu Etricha sambil menunjukkan sebuah unggahan. "Ada foto pemandangan sawah di Blok Sindureja. Indah sekali, ya?"
Nayra mengangguk. "Iya, Bu! Tapi aku sering lupa untuk memberikan like. Apa itu penting?"
Ibu Etricha tersenyum. "Tentu saja penting, Nayra. Dengan memberi like atau komentar positif, kita mendukung orang-orang yang ingin menunjukkan keindahan Desa Halimpu. Itu juga cara sederhana untuk menunjukkan bahwa kita bangga dengan desa kita."
Nayra berpikir sejenak, lalu mulai menggulir layar ponselnya. "Oh, ada foto jembatan bambu di Blok Pawedusan! Aku suka jembatan itu, Bu!"
"Kalau begitu, beri like," saran Ibu Etricha. "Dan mungkin tambahkan komentar seperti, 'Jembatan ini selalu bikin suasana desa jadi lebih hangat'."
Nayra langsung mengetik komentarnya dengan semangat. "Selesai, Bu! Rasanya menyenangkan!"
"Bagus, Nayra," puji Ibu Etricha. "Semakin banyak kita mendukung unggahan tentang Desa Halimpu, semakin banyak orang yang akan tahu keindahan dan kekayaan budaya kita. Ini cara kecil, tapi punya dampak besar."
Nayra mengangguk setuju. "Mulai sekarang, aku akan lebih sering like dan komentar tentang Desa Halimpu, Bu. Aku ingin semua orang tahu betapa spesial desa kita!"
Ibu Etricha tersenyum bangga. "Itulah semangat yang kita butuhkan, Nayra. Mencintai desa kita tak hanya lewat kata-kata, tapi juga tindakan, sekecil apapun itu."
Hari itu, Nayra dan Ibu Etricha terus belajar bersama. Setiap kali ada unggahan baru tentang Desa Halimpu, mereka tak ragu untuk memberikan dukungan. Dan di hati Nayra, tumbuh rasa bangga dan cinta yang semakin dalam terhadap desa tercintanya.
#Cerita anak-anak
#Maaf, maaf sedang belajar menulis, maaf
HALIMPU 5.0: MENCINTAI DESA DI ZAMAN NOW (06)
Pengertian Public Speaking dan Manfaatnya di Era Masa Kini
Public speaking adalah kemampuan berbicara di depan umum dengan tujuan menyampaikan informasi, mempengaruhi, atau menghibur audiens. Keterampilan ini mencakup komunikasi verbal dan non-verbal, seperti intonasi suara, pilihan kata, kontak mata, serta gestur tubuh.
Di era masa kini, public speaking telah menjadi salah satu keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Perkembangan teknologi dan digitalisasi memperluas cakupan audiens melalui platform seperti live streaming, TikTok Live, pembuatan konten di media sosial, hingga webinar. Public speaking bukan lagi hanya untuk pidato formal, tetapi juga diperlukan untuk menciptakan keterhubungan dengan audiens di dunia maya.
Manfaat Public Speaking
1. Meningkatkan Kepercayaan Diri
Public speaking membantu seseorang mengatasi rasa gugup dan cemas saat berbicara di depan banyak orang, baik secara langsung maupun virtual.
2. Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi
Dengan latihan public speaking, seseorang belajar menyusun pesan dengan jelas, tepat, dan persuasif, yang berguna dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pekerjaan dan hubungan sosial.
3. Membangun Personal Branding
Di era digital, kemampuan berbicara di depan umum, terutama di media sosial, dapat membantu membangun citra diri dan menarik lebih banyak audiens atau pelanggan.
4. Peningkatan Karier
Banyak profesi membutuhkan kemampuan public speaking, seperti guru, pemimpin, pembicara profesional, dan content creator. Public speaking membuka peluang karier yang lebih luas.
5. Memperluas Jaringan
Berbicara di depan audiens yang lebih besar memungkinkan seseorang bertemu dengan orang-orang baru, membuka jalan untuk kolaborasi dan koneksi profesional.
Dengan segala manfaat ini, public speaking adalah keterampilan yang harus segera dipelajari untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang di era digital.
#Maaf-maaf, sedang belajar menulis, maaf
Bismillah....
HALIMPU 5.0: MENCINTAI DESA DI ZAMAN NOW (05)
Belajar Public Speaking: Skill Penting di Tahun 2025
Salah satu keterampilan yang perlu dipelajari di tahun 2025 adalah public speaking. Di era yang semakin kompetitif dan dinamis, kemampuan berbicara di depan umum bukan lagi sekadar nilai tambah, melainkan kebutuhan yang harus dimiliki.
Tantangan yang kami hadapi semakin berat. Perkembangan teknologi dan globalisasi menuntut setiap individu untuk dapat menyampaikan ide, memengaruhi orang lain, dan membangun koneksi secara efektif. Karena itu, kami harus mempersiapkan diri dengan belajar public speaking untuk menghadapi tahun 2025.
Saya yang tidak terbiasa berbicara kini harus belajar berbicara. Ini bukanlah hal yang mudah, terutama bagi seseorang yang lebih nyaman berada di balik layar. Namun, saya percaya bahwa dengan latihan yang konsisten dan kemauan yang kuat, kami akan mampu mengatasi rasa takut, meningkatkan kepercayaan diri, dan berbicara dengan penuh percaya diri di depan audiens.
Semoga perjalanan kami dalam belajar public speaking ini berjalan lancar, dan kami bisa melewati tantangan ini dengan baik. Setiap langkah kecil yang diambil hari ini akan membawa kami lebih dekat menuju tujuan: menjadi komunikator yang efektif dan berdaya saing di masa depan.
#Maaf-maaf, sedang belajar menulis, maaf
Bismillah....
HALIMPU 5.0: MENCINTAI DESA DI ZAMAN NOW (03)
Mencintai Desa Halimpu di Zaman Now Menurut Islam
Dalam Islam, mencintai tempat di mana kita tinggal adalah bagian dari manifestasi iman dan tanggung jawab sosial. Desa Halimpu, yang kaya akan budaya dan tradisi, dapat menjadi tempat di mana nilai-nilai Islam diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di era modern ini.
Pengertian Cinta Menurut Islam
Dalam ajaran Islam, cinta adalah sebuah tindakan yang diwujudkan melalui kasih sayang, kepedulian, dan tanggung jawab. Mencintai desa berarti berusaha untuk memajukan desa dengan cara yang sejalan dengan nilai-nilai Islam, seperti keadilan, kebersamaan, dan keberlanjutan.
Mencintai Desa Halimpu di Zaman Now
1. Pemanfaatan Teknologi untuk Kebaikan: Di era digital, teknologi dapat digunakan untuk memperkuat komunitas desa. Misalnya, dengan membangun platform digital untuk berbagi informasi tentang kegiatan keagamaan, edukasi, dan bisnis yang mematuhi prinsip syariah.
2. Pelestarian Nilai-Nilai Islami: Desa Halimpu dapat menjadikan nilai-nilai Islami sebagai landasan dalam setiap aktivitasnya. Ini termasuk mengadakan kajian rutin, membangun masjid sebagai pusat kegiatan sosial dan spiritual, dan mengajarkan Al-Quran kepada generasi muda.
3. Kesejahteraan Sosial: Islam mengajarkan pentingnya berbagi dengan sesama. Dengan semangat zakat, infak dan sedekah.
4. Pendidikan dan Pemberdayaan: Mencintai desa juga berarti memastikan bahwa setiap warga memiliki akses terhadap pendidikan yang berkualitas. Ini dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan zaman now, seperti teknologi informasi, yang tetap dalam koridor ajaran Islam.
Kesimpulan
Mencintai Desa Halimpu menurut Islam berarti mengintegrasikan nilai-nilai agama dalam setiap aspek kehidupan masyarakat. Dengan mengedepankan akhlak mulia dan tanggung jawab sosial, desa ini dapat berkembang menjadi komunitas yang harmonis dan sejahtera di era modern. Semoga Desa Halimpu selalu dalam lindungan dan bimbingan Allah SWT.
#Maaf-maaf sedang belajar menulis, untuk mengingatkan diri sendiri, maaf
Bismillah....
HALIMPU 5.0: MENCINTAI DESA DI ZAMAN NOW (02)
Mencintai Desa Menurut Islam
Mencintai desa adalah bagian dari ajaran Islam yang menekankan pentingnya menghargai dan merawat tempat tinggal kita. Desa Halimpu, sebagai tempat kelahiran, memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan ajaran Islam, seperti gotong royong, saling membantu, dan memuliakan tamu.
Pandangan Islam tentang Mencintai Tanah Air
Islam mengajarkan bahwa mencintai tanah air adalah bagian dari iman. Hal ini tercermin dalam beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadis. Misalnya, dalam Al-Qur’an Surat Al-Qashash Ayat 85, Allah berfirman:
“Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur’an benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali.” (QS. Al-Qashash: 85)
Selain itu, Rasulullah SAW juga menunjukkan rasa cintanya kepada tanah kelahirannya, Mekkah, yang dapat kita jadikan teladan dalam mencintai desa kita sendiri.
Nilai-Nilai Desa dalam Islam
Gus Mus, seorang ulama terkenal, sering mengungkapkan bahwa budaya orang desa sangat mirip dengan ajaran Rasulullah SAW. Misalnya, orang desa sangat dermawan kepada tamu dan memiliki semangat gotong royong yang tinggi3. Nilai-nilai ini sangat penting dalam Islam dan harus terus dijaga dan dilestarikan.
Belajar Mencintai Desa Halimpu
Sebagai warga desa Halimpu, kita dapat belajar mencintai desa dengan cara-cara berikut:
Menjaga Kebersihan dan Kelestarian Lingkungan: Islam mengajarkan pentingnya menjaga kebersihan. Dengan menjaga kebersihan desa, kita turut menjaga amanah Allah.
Menghormati dan Membantu Sesama: Gotong royong dan saling membantu adalah nilai-nilai yang sangat dianjurkan dalam Islam.
Menghargai Tradisi dan Budaya Lokal: Tradisi dan budaya lokal yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam harus dihargai dan dilestarikan.
Kesimpulan
Mencintai desa adalah bagian dari ajaran Islam yang menekankan pentingnya menghargai dan merawat tempat tinggal kita. Dengan mengikuti ajaran Islam dan meneladani nilai-nilai yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, kita dapat mencintai dan merawat desa Halimpu dengan lebih baik.
#Maaf-maaf sedang belajar menulis, untuk mengingatkan diri sendiri, maaf
Kami Mandalangit Cerita anak belajar merasa cukup dengan sudah mengetahui tanggal Hari Jadi Desa Halimpu. Tidak menuntut diadakan perayaan yang meriah.
Menurut temannya Pak guru, seorang pribadi yang tidak pernah merasa cukup akan selalu membandingkan dirinya dengan orang lain yang menurut pikirannya memiliki kelebihan dari pada dirinya sendiri.
Pribadi seperti itu belum memiliki rasa aman dengan dirinya sendiri. Merasa tidak aman atas diri sendiri menunjukan EGO YANG TIDAK SEHAT. Ego yang terus mencari validasi dari orang lain dan belum menerima keadaan.
Di satu sisi, merasa tidak cukup bisa menjadi pemicu dan sumber motivasi yang akan membuat seseorang membuat dirinya untuk akselarasi, untuk terus maju, terus belajar dan melakukan. Pada batasan tertentu ini bisa menjadi sumber motivasi yang sehat. Tetapi, apabila akhirnya rasa tidak cukup ini menjadi penghalang bagi seseorang untuk menikmati tanggung jawabnya dalam memimpin. Maka sudah bisa dipastikan kemungkinan besar dia tidak akan menikmati posisi terhormat.
Bagaimana cara mengatasinya?
Karena ini tentang merasa tidak cukup, maka maka seseorang akan merasa cukup apabila dia sudah mampu menerima dirinya sendiri dengan segala keadaan, kepintaran dan kebodahannya, kekuatan dan kelemahannya, menerima bukan berarti menyerah atau diam saja, tetapi menerima untuk mempersiapkan langkah selanjutnya untuk bisa menjadi pribadi yang diharapkan. Rasa Tidak Cukup Mengekang. Sedangkan Menerima akan membebaskan seseorang untuk melangkah maju dan menjadi pribadi yang lebih baik.
#Maaf-maaf sedang belajar menulis, untuk mengingatkan diri sendiri, maaf
Bismillah....
HALIMPU 5.0: MENCINTAI DESA DI ZAMAN NOW
(01)
Di suatu hari yang cerah di Desa gadis Halimpu, hiduplah seorang kecil bernama Nayra. Nayra berusia 12 tahun dan sangat penasaran dengan banyak hal di sekitarnya. Hari itu, dia merasa ingin tahu sekali tentang desanya. Dengan semangat, Nayra memutuskan untuk pergi ke rumah tetangganya, Ibu Etricha, yang selalu bijaksana.
Nayra berjalan dengan ceria, melewati sawah dan mendengar burung-burung berkicau. “Aku ingin tahu kenapa kita harus mencintai Desa Halimpu,” pikir Nayra.
Sesampainya di rumah Ibu Etricha, Nayra mengetuk pintu dengan lembut. “Ibu Etricha, bolehkah aku masuk?” tanyanya.
"Masuklah, Nayra! Apa yang ingin kamu tanyakan?" jawab Ibu Etricha dengan senyum hangat.
Nayra duduk di kursi yang nyaman. “Ibu Etricha, kenapa kita harus mencintai Desa Halimpu?” tanyanya dengan penuh rasa ingin tahu.
Ibu Etricha tersenyum dan menjawab, “Oh, Nayra, ada banyak alasan mengapa kita harus mencintai desa kita.”
Mengenal Akar Kita: "Pertama-tama, mencintai Desa Halimpu berarti kita menghargai tempat kita dilahirkan. Di sini, kita belajar banyak hal dan menemukan siapa diri kita."
Keindahan Alam: "Kedua, lihatlah sekelilingmu! Ada sawah yang hijau dan udara yang segar. Ini adalah keindahan alam yang membuat kita merasa tenang dan bahagia."
Komunitas yang Hangat: "Ibu tahu, di desa kita, semua orang saling mengenal. Kita punya teman-teman yang selalu siap membantu. Rasa kebersamaan ini membuat kita merasa seperti keluarga."
Tradisi Pelestarian: "Ketika kita mencintai desa, kita juga menjaga tradisi dan budaya kita. Itu semua sangat berharga!"
Berkontribusi untuk Desa: "Nayra, mencintai desa juga berarti kita ingin berkontribusi. Kita bisa belajar yang lebih baik atau menjaga kebersihan lingkungan kita."
Nayra mendengarkan dengan penuh perhatian. "Wah Ibu Etricha! Sekarang aku mengerti. Aku sangat mencintai Desa Halimpu!" dia dengan bahagia.
Setelah mendengar semua penjelasan Ibu Etricha, Nayra pulang dengan hati yang penuh semangat. Ia berjanji untuk selalu mencintai dan menjaga Desa Halimpu, tempat di mana ia tumbuh dan belajar.
Nayra pun merasa bangga menjadi bagian dari Desa Halimpu, dan setiap kali ia melihat keindahan alam di sekitarnya, ia teringat betapa pentingnya mencintai desa yang telah memberikan segalanya.
#Maaf-maaf sedang belajar menulis, untuk mengingatkan diri sendiri, maaf
Bismillah....
HALIMPU 5.0: MENCINTAI DESA DI ZAMAN NOW
(08)
Nayra berjalan perlahan menuju rumah Ibu Etricha. Wajahnya murung, dan matanya sesekali memandang layar ponselnya. Sesampainya di sana, ia mengetuk pintu dengan lemah.
"Nayra, masuklah," sambut Ibu Etricha dengan senyum hangat.
Nayra duduk di kursi kayu, menunduk. "Bu, aku sedih," katanya lirih.
"Ada apa, Nay?" tanya Ibu Etricha sambil menyuguhkan segelas teh hangat.
"Aku tadi posting foto tentang Desa Halimpu di media sosial. Gambarnya bagus, lho. Aku ambil pas matahari terbenam di Blok Sindureja, dekat Salapan Likur. Tapi... tidak ada yang nge-like," keluh Nayra. "Padahal aku udah capek-capek memanjat bukit kecil buat dapat sudut terbaik."
Ibu Etricha tersenyum lembut. "Kadang, kita melakukan sesuatu dengan penuh semangat, tetapi hasilnya tidak selalu sesuai harapan. Ibu juga sering begitu, Nayra. Saat aku mengunggah cerita atau foto tentang Desa Halimpu, sering kali tidak ada yang menyukainya."
Nayra menatap Ibu Etricha. "Benarkah, Bu? Tapi Ibu selalu terlihat percaya diri."
"Semua orang pasti pernah merasa kecewa," jawab Ibu Etricha sambil menatap langit biru di luar jendela. "Namun, itu adalah bagian dari belajar. Mungkin ada hal dalam sikap atau cara kita yang perlu diperbaiki. Apakah kita sudah cukup sabar, atau mungkin perlu lebih banyak intropeksi diri?"
Nayra terdiam, merenung. "Mungkin aku terlalu buru-buru ingin diapresiasi, Bu."
Ibu Etricha mengangguk. "Cintai Desa Halimpu bukan karena ingin pujian, tetapi karena memang kita peduli. Jika kamu terus berbagi dengan tulus, orang lain akan merasakannya, meski tidak selalu langsung terlihat."
Nayra tersenyum kecil. "Jadi, aku harus lebih sabar dan introspeksi diri, ya?"
"Tepat sekali," kata Ibu Etricha. "Dan jangan lupa, hargai prosesnya. Apa yang kamu lakukan adalah bagian dari menjaga warisan dan kecintaan kita pada desa ini."
Setelah obrolan itu, Nayra merasa lebih lega. Ia pulang dengan semangat baru, siap untuk terus berbagi cerita tentang Desa Halimpu, tanpa terburu-buru mengharapkan pengakuan. Sebab, yang terpenting adalah cintanya pada desa tetap tumbuh, seperti pohon bambu yang kokoh meski diterpa angin.
#Cerita anak-anak
#Maaf-maaf sedang belajar menulis, maaf
Bismillah....
HALIMPU 5.0: MENCINTAI DESA DI ZAMAN NOW (09)
Nayra dan Perjalanan Cinta pada Desa Halimpu
Nayra sedang bermain di halaman rumah ketika Ibu Etricha, tetangganya yang bijaksana, memanggilnya. "Nayra, ayo ke rumah Ibu sebentar. Ada sesuatu yang ingin Ibu tunjukkan."
Dengan penasaran, Nayra mengikuti Ibu Etricha. Di ruang tamu, sebuah laptop sudah menyala, menampilkan video tentang Desa Halimpu. Video itu menampilkan berbagai momen: pemandangan sawah, tradisi Maulid Keliling, Genjring Rudat, Gapura Bambu, hingga prestasi anak-anak desa di bidang olahraga dan seni.
"Kenapa kita nonton ini, Bu?" tanya Nayra sambil memiringkan kepala.
Ibu Etricha tersenyum. "Nayra, tahu nggak, banyak dari kita sering melihat desa ini hanya seperti apa adanya sekarang. Tapi, kalau kita melihat lebih jauh ke belakang, belajar tentang sejarah, budaya, dan prestasi desa ini, kita bisa lebih bangga dan cinta sama Halimpu."
Nayra mengerutkan kening, masih belum sepenuhnya paham. "Kenapa harus bangga, Bu?"
"Karena Desa Halimpu itu punya cerita yang panjang dan indah," jawab Ibu Etricha. "Dulu, desa ini terkenal dengan kerajinan bambunya. Orang-orang dari desa lain datang ke sini untuk membeli anyaman bambu. Lalu, ada tradisi Maulid Keliling yang sudah berlangsung puluhan tahun. Bahkan sekarang, anak-anak Halimpu banyak yang berprestasi, lho. Ada yang juara lomba sains, ada yang jadi atlet sepak bola."
Nayra mulai terlihat tertarik. "Tapi kenapa harus lihat di internet, Bu?"
"Karena internet itu seperti jendela ke masa lalu dan masa depan," kata Ibu Etricha sambil membuka artikel tentang sejarah Desa Halimpu. "Di sini, kita bisa tahu bagaimana desa ini berkembang. Kalau kita hanya melihat keadaan sekarang, kita mungkin nggak akan tahu betapa kerasnya perjuangan nenek moyang kita untuk membuat desa ini dikenal."
Nayra mengangguk perlahan. "Jadi, dengan melihat sejarah dan prestasi, kita bisa lebih cinta sama desa ini?"
"Benar sekali, Nayra," kata Ibu Etricha. "Cinta pada desa bukan hanya soal tinggal di sini, tapi juga soal memahami dan menghargai apa yang sudah dilakukan generasi sebelumnya. Dengan begitu, kita juga bisa ikut menjaga desa ini."
Malam itu, Nayra semakin penasaran. Ia mulai mencari video dan artikel lain tentang Desa Halimpu. Ia belajar tentang tokoh-tokoh desa yang berjasa, tradisi unik yang masih dijalankan, dan berbagai pencapaian yang membanggakan.
"Aku ingin tahu lebih banyak, Bu," kata Nayra keesokan harinya. "Aku ingin cerita ke teman-teman tentang betapa hebatnya Desa Halimpu."
Ibu Etricha tersenyum bangga. "Itu baru Nayra. Dengan begitu, kita semua bisa membantu menjaga nama baik desa ini, sekaligus membuat lebih banyak orang tahu dan menghargainya."
Sejak hari itu, Nayra mulai mencintai Desa Halimpu dengan cara yang baru. Bukan hanya sebagai tempat tinggal, tetapi sebagai bagian dari sejarah dan cerita panjang yang terus hidup.
#Cerita anak-anak
#Maaf-maaf, sedang belajar menulis, maaf