Bukit Jati Halimpu. Situs bersejarah di Desa Halimpu
Bismillah....
PUSAKA HALIMPU (02)
"Ibu, Dimensi kelima itu dimensi alam maya, orang-orang sering menyebutnya alam gaib dan maksud Naomi, kita menggunakan kekuatan dimensi kelima ini untuk ikut menjaga Munjul Jati. Kita menjaganya dengan makhluk-makhluk seperti Sabdo Palon, makhluk mitologi penjaga pulau jawa dan penjaga budaya-budaya di tanah Jawa, Batara Kala, Makhluk besar atau raksaksa, atau Yazuz Mazuz, yang tidak ada orang yang sanggup mengalahkannya...."
Selamat malam teman-teman, apa kabar?
Semoga teman-teman dalam keadaan sehat dan kesehariannya penuh dengan keberuntungan.
Teman-teman, di Zoom Anak Mandalangit malam ini kakak tidak diminta menyampaikan materi, dan Ibu Etricha hanya mengajak kita ngobrol-ngobrol sedikit tentang Munjul Jati atau Bukit Jati Halimpu dan Kakak diminta untuk membukanya.
Teman-teman, pengertian Munjul atau bukit secara umum adalah suatu bentuk wujud alam yang memiliki permukaan tanah yang lebih tinggi daripada tempat sekelilingnya, tapi dengan ketinggian relatif rendah dibandingkan gunung.
Bukit Jati desa Halimpu bukan hanya gundukan tanah yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya, tetapi memiliki makna dan nilai-nilai yang mendalam. Bukit Jati merupakan warisan budaya desa Halimpu.
Bukit jati tempat dimana masa lalu bertemu dengan masa kini, dan menjadi saksi bisu akan keajaiban warisan sejarah yang tak ternilai harganya.
Inilah sedikit pembuka ngobrol-ngobrol kita tentang Bukit Jati Halimpu, dan kita ngobrol-ngobrolnya.
"Ibu, tanah di sekitar Munjul Jati itu kan banyak tanah keluarga aku, tapi kok enggak ada pohon jatinya?"
"Maaf, Ibu kurang tahu, tapi ini menarik Naomi! Semoga nanti Kita bisa menelusuri tentang ini."
"Ibu, apakah pohon jati di Munjul Jati itu pohon jati dari Gunung Jati Cirebon, seperti pohon-pohon jati di tempat atau situs-situs budaya lainnya."
"Kalau tentang ini, Kak Putri sedang belajar menelusurinya, Nay."
"Ibu, berarti tidak hanya bukit atau tanahnya saja yang menjadi warisan budaya, tapi pohon jatinya juga?"
"Benar Eriska, dan inilah alasan Ibu mengajak ngobrol-ngobrol tentang Munjul Jati. Bahwa pohon-pohon jati itu, adalah bagian dari warisan peninggalan leluhur. Di sebut Munjul Jati, karena ada pohon Jatinya."
"Berarti, kita juga harus menjaga pohon jatinya?"
"Iya, Eriska, inilah yang saat ini ibu khawatirkan. Menebang pohon jati di Munjul Jati itu bisa menghilangkan nilai-nilai sejarah Bukit Jati. Tapi, ibu tidak berdaya dan mau berharap kepada siapa."
"Ibu, kita menggunakan kekuatan Dimensi Kelima saja untuk melindungi Munjul Jati itu?" Kata Naomi.
"Maksudnya, Naomi?"
"Ibu Etricha, Dimensi Kelima atau Dimensi alam maya, orang-orang sering menyebutnya alam gaib, dan maksudnya Naomi, kita menggunakan kekuatan itu untuk ikut menjaga Munjul Jati dan Pohon Jatinya. Kita menjaganya dengan makhluk-makhluk seperti Sabdo Palon, makhluk mitologi penunggu Pulau Jawa, penjaga sejarah dan Tanah Jawa, Batara Kala, makhluk yang besar atau raksaksa, atau Yazuz Mazuz, yang tidak ada orang yang bisa mengalahkannya dan makhluk,makhluk lainnya," balas Kak Putri.
"Jangan Naomi! Di simpan saja kekuatan itu, ibunya takut."
"Ibu, apakah Munjul Jati ada penunggu makhluk gaibnya?" Tanyaku.
"Nayra, maaf, ibunya takut kalau membahas tentang itu."
Teman-teman, mohon maaf, karena sudah malam, jadi Zoom Anak Mandalangitnya di tutup dulu.
Karena Pak Ustad Apudnya engak hadir, jadi berdoanya sebisa-bisa Ibu saja ya. Kita sama-sama berdoa untuk Munjul Jati.
Ya Allah, yang Maha Kuasa
Kami bersyukur atas karunia-Mu yang luar biasa, yaitu bukit jati yang indah dan lestari
Pohon-pohon jati menjulang tinggi menjadi saksi bisu sejarah desa halimpu
Kami mohon lindungilah bukit jati dari tangan-tangan jahil yang ingin merusak kelestariannya
Bimbinglah kami untuk dapat menjaga warisan sejarah desa halimpu dengan baik
Semoga pohon-pohon jati tetap lestari
Kami bisa menjaganya untuk generasi setelah kami.
Aamin....
#Punten-punten pisan, nuju belajar menulis, punten
Bismillah....
PUSAKA HALIMPU (01)
Teman-teman semua pasti tahu, di dalam peradaban kesenian, banyak bangsa di dunia ini menggunakan alat-alat instrumen sebagai wujud tingginya budaya mereka. Kalau kita mau melihat tingginya sebuah peradaban, lihatlah seninya.
Kita melihat budaya Timur Tengah atau Arab, yang menggunakan kayu, senar, kulit, dan lain sebagainya. Itu adalah budaya-budaya tinggi dari Bangsa Eropa dan Timur tengah.
Namun, coba teman-teman ingat, di Indonesia ada yang unik. Budaya kita sudah pakai besi. Gamelan, Gending, mau itu di Jawa, mau itu di Bali, Sumatra, dan lainnya, semuanya sudah menggunakan Logam.
Jadi, saat perayaan HUT RI Ke-78 ibu Etricha menangis bukan karena sedih, tapi haru.
Menurut Ibu Etricha, Gamelan bukan hanya alat musik, tapi juga pengingat akan kejayaan Budaya Desa dan Sosok Empu Halimpu, sang ahli metalurgi yang membuat karya seni yang tak ternilai.
Sang Empu mungkin telah tiada, tapi warisan budayanya, warisan Empu Halimpu tetap lestari di Desa Halimpu. Gamelan merupakan manifestasi nyata dari keahlian metalurgi. Melestarikannya berarti melestarikan identitas dan sejarah desa.
Inilah sedikit yang bisa Kakak sampaikan di Zoom anak Mandalangit malam ini. Teman-teman, jadi inilah alasan kenapa Ibu Etricha menangis waktu itu. Meski tinggal di Blok Sindureja, Ibu Etricha sangat menyukai gamelan. Salam
Pembuka dari Kak Putri di Zoom anak Mandalangit malam ini. Setelah itu Ibu Etricha membuka sesi ke dua atau sesi ngobrol-ngobro, dan Naomi yang pertama bertanya.
"Ibu, kenapa jarang yang tahu, kalau gamelan itu merupakan warisan budaya sang Empu," tanya Naomi.
"Ibu, aku ingin belajar mengenal lebih dalam tentang Gamelan ini?" Tanyaku.
"Naomi, nanti kita minta Kak Putri lagi untuk menjelaskan tentang itu. Sebagaimana kita tahu, sudah 500 tahun lebih budaya Metalurgi ini di simpan. Nayra, kalau mau mengenal tentang gamelan, kita minta ke kak Putri untuk belajar bersama.
#Cerita anak-anak
#Maaf-maaf sedang belajar menulis, untuk mengingatkan diri sendiri, dan terinspirasi dari videonya Pak Mardigu, maaf
Bismillah....
PUSAKA HALIMPU (03)
NAYRA dan KEINGINAN MEMILIKI KERIS EMPU HALIMPU
Nayra, gadis kecil yang penuh rasa ingin tahu selalu terpesona dengan cerita tentang Empu Halimpu. Seorang pembuat keris legendaris yang pernah tinggal di Desa Halimpu. Dia selalu membayangkan memiliki keris buatan Empu Halimpu, keris itu pasti akan menjadi kebanggaan tersendiri saat memilikinya.
Suatu hari, Nayra memberanikan diri untuk mengutarakan keinginannya kepada Ibu Etricha, Ibu Senam Aerobik Halimpu yang sering meminta menemaninya saat senam ke tempat jauh. "Ibu, aku ingin memiliki keris karya Empu Halimpu," kata Nayra dengan penuh semangat.
Ibu Etricha mendengarkan dengan seksama, lalu dengan lembut dia berkata, "Nayra, keris itu bukan sembarang benda, dibalik keindahannya, konon suka ada energi yang tersimpan di dalamnya. Empu Halimpu memang terkenal dengan keindahan keris-kerisnya."
Nayra sesaat ragu, tapi Nayra tetap ingin memiliki keris itu, " Tapi Ibu, aku ingin sekali memiliki keris kayra Empu yang pernah tinggal di Desa Halimpu, Empu yang namanya menjadi nama Desa Halimpu, dan konon kerisnya menjadi lambang Desa Halimpu, apakah salah?"
Ibu Etricha mengelus rambut Nayra dengan kasih sayang. " Nayra, bukan berarti kita tidak boleh memiliki keris karya Empu Halimpu. Tapi, kita harus berhati-hati. Empu Halimpu telah tiada, dan kita tidak tahu atensi atau niat apa yang ditanamkan saat membuat keris itu. Jadi, lebih baik kita mendatangi seorang Empu yang masih hidup dan minta dibuatkan keris seperti keris karya Empu Halimpu atau Empu Cirebon untuk aksesoris."
Nayra terdiam sejenak, memikirkan kata-kata Ibu Etricha, dan dia mulai mengerti keraguan Ibu Etricha. Dia tidak ingin mengambil resiko dengan memiliki keris yang penuh misteri.
"Baiklah Bu," kata Nayra akhirnya. "Nanti aku akan mendatangi seorang Empu yang masih hidup dan minta dibuatkan Keris yang seperti karya Empu Halimpu atau Empu Cirebon untuk aksesoris."
Ibu Etricha memeluk Nayra, "Saya bangga padamu, Nay."
#Cerita anak-anak
#Maaf-maaf sedang belajar menulis, maaf
Bismillah....
PUSAKA HALIMPU (04)
MISTERI EMPU HALIMPU
Di Desa Halimpu yang indah. Di kaki bukit jati yang menjulang tinggi, tinggalah seorang gadis kecil bernama Nayra.
Nayra terkenal dengan rasa ingin tahunya yang luar biasa. Dia selalu ingin tahu tentang segala hal, terutama tentang sejarah desanya.
Pada hari jadi desa Halimpu, Nayra merasa penasaran dengan legenda Empu Halimpu. Konon, dulu kala, ada seorang empu yang tinggal di bukit jati. Dia terkenal dengan keris-kerisnya yang indah, dan namanya menjadi inspirasi nama desa.
Nayra ingin sekali mengetahui lebih banyak tentang Empu Halimpu. Dia ingin tahu siapa dia, bagaimana ia membuat keris, dan apa yang terjadi padanya. Dia pun memutuskan untuk mencari tahu.
Nayra pertama kali mengunjungi Ibu Etricha. Ibu Senam Aerobik Halimpu yang konon memiliki pengetahuan tentang sejarah. Tapi, Ibu Etricha tidak memiliki banyak informasi tentang Empu Halimpu. Dia hanya tahu konon dia tinggal di bukit jati dan membuat keris-keris yang indah.
Nayra tidak patah semangat. Dia memutuskan untuk pergi ke bukit jati sendiri, untuk mencari jejak-jejak yang mungkin ditinggalkan oleh Empu Halimpu. Namun, Nayra sedikit kecewa, karena tidak menemukannya.
Namun, ia tidak menyerah, Ia yakin bahwa ada sesuatu yang bisa ia temukan di Bukit jati ini.
Tiba-tiba, Nayra melihat sebuah sumur yang tersembunyi di balik pohon. Ia mendekati sumur itu dengan hati-hati. Sumur itu terlihat tua dan airnya terlihat jernih.
Saat Nayra mencoba mengambil airnya, ia merasa ada sesuatu yang aneh. Airnya berbau logam yang sangat kuat.
Nayra merasa senang dengan penemuannya, Ia merasa seolah-olah diberi petunjuk. Nayra yakin bahwa sumur itu adalah tempat Empu Halimpu membuat keris.
Dengan semangat baru, Nayra mulai mencari tempat pembuat keris di sekitar sumur itu. Ia mencari dan mencari, tetapi sayang ia tidak menemukan apapun. Meski begitu, Nayra tidak merasa kecewa, ia merasa senang karena telah menemukan sumur dengan udara berbau logam.
Nayra pun pulang dengan hati penuh kebahagiaan.
Selesai dari bukit jati, Nayra yang penuh kegembiraan segera mendatangi Ibu Etricha.
"Ibu Etricha, aku menemukan sesuatu!" Seru Nayra begitu masuk ke rumah Ibu Etricha.
Ibu Etricha tersenyum dan mempersilahkan Nayra masuk.
Nayra lalu menceritakan tentang penemuannya di bukit jati, tentang sumur dengan airnya yang berbau logam. Ia pun menceritakan tentang keyakinannya, bahwa sumur itu adalah tempat Empu Halimpu membuat keris.
Mendengar cerita Nayra, Ibu Etricha tersenyum dan mrngangguk. "Konon," kata Ibu Etricha. "Itu adalah sumur penyipuhan. Airnya memang berbau logam, dan sumur penyipuhan adalah peninggalan Empu Halimpu untuk warga desa."
Mendengar penjelasan Ibu Etricha, Nayra merasa sangat senang. Nayra merasa penemuannya menjadi sesuatu yang berarti. "Ibu Etricha," tanya Nayra. "Apakah Empu Halimpu dulu membuat kerisnya di dekat sumur itu?"
Mendengar pertanyaan Nayra, Ibu Etricha tampak berpikir, "Nayra, kalau tentang itu Ibu kurang tahu."
Meski tidak banyak informasi tentang Empu Halimpu, Nayra tetap bangga dengan sejarah desanya. Dia tahu bahwa Empu Halimpu telah ada selama berabad-abad. Empu Halimpu masih hidup di dalam diri orang-orang Halimpu.
Setiap desa memiliki sejarah dan budaya yang unik, dan kita harus bangga dengan sejarah desa kita.
#Cerita anak-anak
#Maaf-maaf, sedang belajar menulis, maaf